Coaching Clinic Digital Public Speaking di Stikosa AWS Diikuti Guru Sekolah dan Humas Instansi di Surabaya
Kemampuan berbicara atau berkomunikasi lancar dan meyakinkan di depan umum, memerlukan teknik dan pelatihan khusus. Untuk itu Stikosa AWS (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya) menggelar Coaching Clinic Digital Public Speaking, yang berlangsung di ruang Multi Media Stikosa AWS pada Kamis (4/4/2024).
Kegiatan pelatihan selama sehari ini menghadirkan narasumber pemateri Ratna Puspita Sari,M.Med.Kom. dan Muhammad Arkansyah,M.I.Kom. dimana keduanya merupakan dosen mata kuliah Digital Public Relations Stikosa AWS.
Kegiatan coaching clinic public speaking ini, antusias diikuti sejumlah guru BK SMA SMK, dan Humas/ PR (Public Relations) Instansi dan perusahaan di Surabaya.
Lalu mengapa setiap orang membutuhkan Public Speaking?, Ratna Puspita Sari menjelaskan, ada empat hal yang perlu diketahuinya, yakni: Melalui public speaking kita bisa menyampaikan ide, gagasan, pemikiran kepada publik dengan efektif dan respektif; Dengan menguasai public speaking akan memiliki kesempatan luas di hadapan siapapun; Kemampuan public speaking mendukung figur dalam kepemimpinan/leadership; Dengan memiliki kemampuan public speaking akan tumbuh rasa percaya diri dan menguasai diri dalam keadaan apapun.
“Dari empat hal penting Public Speaking itu, supaya bisa dikuasai dengan cara berlatih terus menerus, agar dapat dipresentasikan dengan baik dihadapan orang lain maupun khalayak audiens,” ujar Pipit sapaan akrabnya.
Lebih jauh Pipit menjelaskan, ada empat elemen penting presentasi dalam kegiatan Public speaking. Diantaranya sebagai berikut: Pahami audiensnya; Persiapkan materi presentasi dengan sebaik-baiknya, termasuk jangan sampai terjadi keaalah dalam membuat power poin materinya; Sampaikan dengan yakin, termasuk proses presentasi dan cara berbicara saat mempresentasikan matrrinya; Kontrol situasi/ lingkungan sekitar.
“Kalau dulu sebelum ada kecanggihan teknologi komunikasi, cara kita berlatih presentasi dengan menggunakan kaca cermin. Didepan cermin lakukan berulang-ulang dan perhatikan ekspresi kita saat presentasi, sampai lancar dan dengan hasil maksimal sempurna,” imbuhnya.
“Tapi cara berlatih sekarang kita bisa gunakan smartphone atau HP, yang fitur-fiturnya banyakembantu kita dimanapun kita merasa nyaman berlatih presentasi,” pungkas dosen yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua 1 Bidang Program Studi Stikosa AWS.
Diagram faktor kesuksesan presentasi menurutnya, yaitu Verbal (7 %) , Vocal (38%), Visual (55%). Namun, sebuah studi yang dilakukan oleh Albert Mehrabian, seorang professor
dalam bidang psikologi di UCLA, Amerika Serikat, menunjukkan 55% visual lebih disukai saat berkomunikasi.
Seperti diketahui, Public speaking adalah kemampuan berbicara di depan khalayak umum dengan tujuan menyampaikan pesan secara efektif. Hal ini melibatkan mengorganisir pikiran, memilih kata-kata yang tepat, menggunakan bahasa tubuh yang meyakinkan, dan menyesuaikan gaya berbicara sesuai dengan audiens yang dituju.
Menurut narasumber pemateri Muhammad arkansyah, digital public speaking adalah bagian seni dari proses penyampaian pidato didepan publik dan seni ilmu komunikasj lisan secara efektif dengan melibatkan pendengar (audience), dengan menggunakan teknologi media komunikasi digital.
“Digital public speaking itu secara gamblangnya merupakan keterampilan komunikasi secara lisan yang melibatkan seseorang dalam berbicara secara langsung dan tatap muka di hadapan publik, dengan alat bantu teknologi digital. Tujuan public speaking untuk menyampaikan informasi, mempengaruhi dan membujuk orang lain, serta memotivasi,” ujar Arka sapaan akrabnya.
Ia menerangkan, ada 20 langkah dalam melatih kemampuan public speaking digital. Diantaranya praktekkan berbicara di depan kamera, hal ini membantu dalam menyampaikan pesan dengan lebih efektif dan menarik perhatian audiens, memahami teknologi yang digunakan termasuk penggunaan
perangkat lunak, perangkat
keras, dan platform digital, berlatih responsif terhadap pertanyaan secara efektif dan dengan percaya diri untuk menjaga interaksi yang baik dengan audiens.
“Dengan konsisten latihan dan dedikasi tinggi, kita dapat mengembangkan keterampilan digital public speaking yang keren dan efektif,” pungkas Arka.*