Prestasi Mahasiswa Stikosa AWS Jadi Juri Film di UB dan Menangi Lomba BKSN Unair
Tidak disangka-sangka oleh Tiko, mahasiswa Stikosa AWS (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya), dipercaya untuk menjuri lomba sinematografi Dekan Cup 2023, yang diselenggarakan Fakultas Kedokteran Univ. Brawijaya (FK UB) Malang.
Tiko, bernama lengkap Fransiskus Tiko Pranata, saat ini masih mahasiswa semester 3 prodi (program studi) peminatan Broadcasting Journalism di kampus komunukasi tertua di Indonesia Timur. Baru-baru ini 23 Mei 2023, ia diminta sebagai juri lomba film berdurasi pendek.
“Sempat saya tanyakan, kenapa memilih saya jadi jurinya? Dijawab panitia lomba FK UB lantaran sudah ada dalam list pencarian panitia setelah mencermati porto folio di medsos dan laman portal saya, di TIKO Pictures,” ujar Tiko.
Dijelaskannya, lomba sinematografi tersebut bertemakan “What Wil You Do When the World is About to Come to an End” atau yang atrinya, “Apa yang Anda Lakukan disaat Dunia ini Berahir”.
Dalam pelaksanaan lomba hingga penjuriannya tersebut, berlangsung dengan baik dan panitia lomba mengaku puas dengan kinerjanya.
“Itu kali pertama saya menjadi juri, saya laksanakan dengan maksimal agar tidak mengecewakan panitia,” tambah Tiko.
Diakui Tiko mengapa punya keberanian menjadi juri film pendek tersebut, karena selama kuliah ia telah mendapatkan bekal mata kuliah sinematografi di kampus dan mata kuliah tersebut didalaminya dengan sungguh-sungguh.
“Karena apa yang saya dapatkan di kampus Stikosa AWS sudah sesuai dengan harapan dan cita-cita saya di dunia sinematografi dan video editing,” ungkapnya.
Sebelum jadi juri film tersebut, Septermber kemarin Tiko memenangi juara 3 lomba BKSN (Bulan Kitab Suci Nasional) Got Talent Lektor dan Monolog foto dan video dengan tema Living Faith Through Fellowship, yang diselenggarakan BKSN Unair.
Dalam Gereja Katolik Indonesia, bulan September adalah sebagai Bulan Kitab Suci Nasional.
Keinginan kuatnya untuk mendalami video editing dan sinematografi, sudah ditunjukkan sejak SMA, di SMAK Freteran Surabaya.
Berawal dari menawarkan diri sebagai pubdok (publikasi dan dokumentasi) di kepengurusan OSIS saat kegiatan sekolah, hingga ditekuni dan dikembangkannya untuk menghasilkan karya.
Selama di SMA, anak dari pasangan Agustinus Nur Pratidina dan Maria Yuti Anggroheni ini pernah mengerjakan project sebagai editor thriller film pendek sebuah vendor production house, dan beberapa karya lainnya sebagai camera person.
Keseriusannya menekuni dunia editing video, ditunjukkan Tiko saat memasuki kuliah di Stikosa AWS. Meski sebelumnya ia sempat tidak lolos seleksi mendaftar kuliah di perguruan tinggi sinematografi di Solo, Jawa Tengah.
Atas anjuran Agustinus, sang ayah, Tiko pun masuk kuliah di Stikosa AWS.
“Papa yang memilihkan saya kuliah di Stikosa AWS, setelah cari tahu kalau di kampus ini ada mata kuliahnya sinematografi,” ungkapnya.
Dari sinilah Tiko mulai mengembangkan diri untuk meraih cita-citanya sebagai editor videografi.
Dengan mendapatkan ilmu dan pembelajaran praktik dari para dosennya yang berkompeten dibidang tersebut selama perkuliahan, ia terus mengembangkan dan matangkan diri sebagai seorang video editor. **